PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Di
era modern seperti sekarang ini tidak lepas dengan istilah Globalisasi.
Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi
proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan.
Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus
dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan
kehidupan.
Oleh
karena itu sebagai manusia yang hidup pada era ini, kita juga harus mengetahui
pengertian, dan dampak globalisasi itu sendiri, baik terhadap masyarakat luas
maupun terhadap diri kita pribadi, agar kita dapat mengambil semua hal positif
dan menghindari hal negatif dari Globalisasi itu.
2.
Rumusan
Masalah
1.
Apa Pengertian
Globalisasi?
2.
Bagaimana Pengaruh
Globalisasi?
3.
Apa saja dampak
Globalisasi dalam Kehidupan?
3.
Tujuan
Penulisan
1.
Untuk Mengetahui
Pengertian Globalisasi
2.
Untuk Mengetahui
Pengaruh Globalisasi
3.
Untuk Mengetahui Dampak
Positif dan Negatif Globalisasi bagi Kehidupan
BAB II
PEMBAHASAN
c
1.
Beberapa Pandangan
tentang Globalisasi
Anthony
Giddens (2001) mengklasifikasi tiga kelompok tentang pandangan terhadap
globalisasi, yaitu kelompok hiperglobalis (radikal), dan kelompok tentang
transformatif.
a.
Kelompok
skeptis
Menurut
kelompok ini, globalisasi bukan sesuatu yang baru. Tingkat saling ketergantugan
ekonomi yang terjadi sekarang sudah pernah terjadi di masa lalu. Bedanya, kini
intensitas interaksi antarbangsa dan negara tersebut kian meningkat. Pendukung
kelompok ini adalah Paul Hirst dan Graham Thomson.
b.
Kelompok
hiperbola
Dalam
era globalisasi ini, dapat dikatakan bahwa dunia makin kecil dan sempit
sehingga hubungan antarbangsa dan negara makin dekat, komunikasi dan
transportasi semakin cepat dan saling mempengaruhi. Dengan demikian,
globalisasi membawa pandangan baru tentang konsep “Dunia Tanpa Tapal Batas”
yang akan membawa kepada perubahan-perubahan baru. Artinya, kekuatan pasar
lebih berkuasa daripada pemerintah sehingga negara-negara kehilangan sebagian
besar kekuasaannya untuk mengontrol perekonomiannya sendiri. Secara tidak
langsung sistem organisasi dan komunikasi antarmasyarakat di seluruh dunia
mengikuti sistem dan kaidah-kaidah yang sama. Penganut pandangan ini adalah
Kenichi Ohmae.
c.
Kelompok
transformatif
Bagi
kelompok ini, tantanan global mengalami transformasi (perubahan, tetapi masih
banyak pula pola-pola lama yang bertahan). Misalnya, pemerintah masih tetap
memiliki kekuasaan meskipun ketergantungan global semakin terasa di
bidang-bidang kenegaraan. Pemerintah harus dapat mengambil sikap lebih aktif
dan terbuka terhadap model-model kepemerintahan. John Naisbitt, Toffler,
maupun Friedman berpendapat bahwa
masyarakat dunia dewasa ini sedang memasuki era masyarakat informasi yang
beralih dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Artinya, teknologi
informasi mampu menembus batas-batas wilayah kekuatan suatu negara.
Banyak
pendapat mengatakan bahwa proses globalisasi merupakan proses globalisasi
merupakan proses kehidupan yang serba luas dan tidak terbatas (mendunia)
sehingga pengaruhnya dapat mengubah tatanan kehidupan bangsa seperti di bidang
politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
2.
Saluran Proses
Globalisasi
Saluran-saluran
perubahan sosial dan kebudayaan adalah lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam
bidang pemerintah, ekonomi, pendidikan, agama, dan lain sebagainya. Lembaga
kemasyarakatan yang menjadi titik tolak adalah lembaga yang sedang menjadi
perhatian masyarakat, lembaga kemasyarakatan yang mendapat penelitian tertinggi
dari masyarakat cenderung untuk menjadi sumber atau saluran utama dari
perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan. Perubahan dari lembaga kemasyarakatan
akan membawa akibat pula pada lembaga-lembaga kemasyarakatan yang lain, karena
lembaga kemasyarakatan merupakan suatu sistem yang terintegrasi. Perubahan pada
lembaga kemasyarakatan akan berpengaruh terhadap pola-pola, fungsi dan
keseimbangan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Contohnya
pengaruh budaya liberalisme, apabila pengaruh ini terlaksana maka akan terjadi
perubahan yang mendasar pada lembaga pemerintahan.
Misalnya
dengan menerapkan demokrasi liberal. Dengan penerapan demokrasi liberal di
lembaga pemerintah akan menjalar ke lembaga-lembaga kemasyarakatan yang lain,
misalnya lembaga pendidikan, ekonomi dan akhirnya akan berpengaruh terhadap
sikap, pola perilaku dan nilai-nilai masyarakat. Hal ini yang sangat berperan
dalam proses terjadinya perubahan di era globalisasi adalah teknologi
komunikasi sebagai transfer budaya dan informasi.
3.
Proses globalisasi
Proses
globalisasi terjadi melalui tiga tahap, yaitu diawali dari modernisasi di Benua
Eropa, tahap kolonialisasi bangsa barat, dan tahap perdagangan bebas.
a.
Masa
modernisasi di Benua Eropa
Perkembangan
globalisasi diawali dari modernisasi Eropa yang mendorong terjadinya revolusi industri
pada abad pertengahan. Pada masa itu Eropa mengalami proses modernisasi di
sgala bidang. Industri berkembang pesat sejalan dengan penemuan-penemuan
alat-alat produksi modern. Perkembangan industri ternyata melahirkan masalah
baru, yaitu bagaimana memenuhi kebutuhan bahan baku yang jumlahnya sangat
terbatas dan bagaimana memasarkan produk yang dihasilkan industri tersebut.
b.
Masa
kolonialisme dan imperialisme
Globalisasi
ekonomi pada masa kolonialisme Eropa lima abad lalu bertujuan untuk mendapatkan
kekayaan di belahan dunia yang sebelumnya tidak terjangkau. Cristobal Colon,
yang kemudian dikenal dengan nama Christopher Colombus, berlayar mengarungi
lautan menuju wilayah Asia yang diberitakan berlimpah dengan kekayaan alam dan
emasnya. Untuk membiayi perjalanan itu, ia mendapat dukungan dana dari Raja dan
Ratu Spanyol. Upaya mencari wilayah baru memperoleh kekayaan bagi negara
semacam itu terus berlanjut dan diikuti pelh penjelajah-penjelajah lain.
c.
Masa
perdagangan bebas dunia
Globalisasi
ekonomi yang sudah berakar sejak berabad-abad yang lalu terus berevolusi. Titik
perkembangangan yang signifikan terjadi tahun 1947 saat mulai berlakunya dan
dilembagakannya Perjanjian umum tentang Tarif dan perdagangan atau GATT (General Agreement on Tariffs and Trade).
Komitmen yang mengarah pada globalisasi perdagangan dunia yang diometri oleh
Amerika Serikat tersebut mula-mula hanya diikuti oleh 23 negara. Evolusi
globalisasi ekonomi ini kemudian berkembang sangat cepat sejak akhir 1980-an.
Melalui perundingan panjang yang dilakukan GATT selama 8 tahun (dikenal dengan
Putaran Uruguay), pada tahun 1995 berhasil disepakati untuk membentuk World Trade Organization (WTO).
Keanggotaan
WTO terus berkembang sampai dengan bulan februari 2005 anggotanya mencapai 148
negara dengan bidang cakupan yang lebih luas, yakni mengyangkut liberalisasi
lalu lintas barang dan jasa (GATS). Gobalisasi ekonomi juga terjadi dalam skala
terbatas (atau disebut regionalisasi ekonomi). Contoh yang menuai kisah sukses
adalah integrasi ekonomi negara-negara Eropa Barat yang tergabung dalam Uni
Eropa. Kini berbagai negara mempersiapkan diri untuk memasuki globalisasi
ekonomi melalui integrasi ekonomi regional. Di kawasan Asia Pasifik di bentuk
APEC (Asia Pacific Economic Cooperation)
yang dimotori oleh Australia, Amerika, dan Kanada. Dalam skala yang lebih kecil
juga dibentuk North American Free Trade
(NAFTA), ASEAN Free Trade Area
(AFTA), dan sebagainya.
4.
Aspek Globalisasi
Bagai
kehiduoan bangsa Indonesia, masuknya pengaruh asing dalam era globalisasi ini
sudah tidak dapat dibendung lagi. Hal ini disebabkan bahwa globalisasi masa
kini suda bersifat multidimensi.
Secara
garis besar, Toffler dan Naisbitt mempunyai beberapa kesamaan dalam hal
aspek-aspek globalisasi, yaitu sebagai berikut.
a.
Kemajuan teknologi dan
ilmu pengetahuan sebagai motor penggerak utama proses globalisasi. Bahkan,
masyarakat dunia dewasa ini memasuki era masyarakat informasi yang beralih dari
masyarakat industri, sehingga teknologi informasi memiliki pengaruh radikal di
kehidupan masyarakat.
b.
Terbukanya sistem
perekonomian dari negara-negara di dunia (globalisasi ekonomi dan perdagangan
bebas). Hak ini ditandai dengan berkembangnya perusahaan-perusahaan transnasional
didukung berbagai perjanjian AFTA, NAFTA, APEC, SEM (single, European Matirim).
c.
Liberalisasi keuangan
internasional yang didorong oleh offshore
lending, penentuan nilai tukar, deregulasi sektor keuangan di banyak
negara, muncul produk keuangan baru, meningkatnya volume perdagangan mata uang
asing, dan berkembangnya berbagai teknologi.
d.
Globalisasi gaya hidup,
pola konsumsi, budaya dan kesadaran.
Selain
aspek-aspek yang dikemukakan diatas (kecuali butir c), Baharudin Darus menambahkan
aspek globalisasi, yaitu globalisasi media masa (cetak dan elektronik) dan
globalisasi politik dan wawasan yang bergerak melalui isu demokratisasi, HAM,
lingkungan hidup, dan tuntutan keterbukaan.
Aspek
globalisasi mempunyai tiga dimensi pokok, yaitu globalisasi ekonomi,
globalisasi politik, dan globalisasi budaya.
a.
Globalisasi
ekonomi
Dalam
bidang ekonomi, globalisasi ditandai dengan lahirnya negara-negara industri
raksasa serta korporasi perdagangan raksasa. Akibat proses globalisasi
memunculkan gejala-gejala global, antara lain sebagai berikut.
1)
Diadakan desentralisasi
produksi yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
2)
Lahirnya pasar global
yakni dunia sebagai pasar bersama.
3)
Keuangn global.
Keuangan dunia juga mengalami perkembangan yang cepat dan tidak mengenal
batas-batas negara.
4)
Dalam mencapai
efesiensi dan produktivitas, dikembangkan desentralisasi menajerial.
5)
Dalam hal
ketenagakerjaan, terdapat kecenderungan untuk merekrut tenaga kerja yang
fleksibel, yaitu tenaga-tenaga paruh waktu atau subkontrak.
6)
Pemanfaatan sumber daya
manusia atau pekerja, diadakan rotasi-rotasi tanggung jawab dimana semua
potensi sumber daya manusia dari tingkat manajer sampai pekerja diberi
kesempatan untuk merumuskan kebijakan dan melaksanakannya.
b.
Globalisasi
budaya
Globalisasi
budaya mengenal berbagai dimensi, yaitu dimensi sacri – scape, etnho – scape, eneco – scape, media – scape, dan leisure
– scape.
1)
Dalam sacri – scape
terjadi proses deteritorialisasi dari mozaik agama. Pusat-pusat kepercayaan
atau agama bukan lagi dianggap milik suatu negara, tetapi milik umat manusia.
2)
Dalam etnho – scape
terjadi berbagai deteritorialisasi dan munculnya kosmopolitanisme serta
keanekaragaman bangsa di dalam suatu negara.
3)
Dalam eneco – scape
terjadi berbagai proses kompleks, antara lain dematerialisasi dan
kondisi-kondisi perekonomian dunia.
4)
Dalam media – scape
adanya distribusi global dari informasi dan citra yang ditayangkan oleh
berbagai media.
5)
Dalam hal ini peranan
telvisi dan majalah bersifat global, misalnya dengan televisi dapat menyiarkan
suatu peristiwa di negara lain secara langsung.
6)
Dalam leisure – scape
adanya turisme universal. Namun bisa saja kelak kegiatan turisme akan hilang
karena orang dalam melaksanakan kegiatan turisme cukup melihat melalui televisi
di rumah.
c.
Globalisasi
politik
1)
Munculnya
barisan-barisan satpam sebagai penjaga keamanan di kantor-kantot atau di daerah
pemukiman eksklusif.
2)
Dalam bidang komunikasi
dan manajemen ekonomi, peranan swasta semakin lama semakin besar, bahkan
mengarah pada skala internasional atau kegiatan antar pemerintahan.
3)
Dalam hal kedaulatan
negara, ada kecenderungan untuk menyerahkannya kepada unit-unit politik yang
lebih luas, seperti Uni Eropa, ASEAN, dan OPEC. Organisasi-organisasi inter
nasional UNO, WTO, IMF, merupakan contoh unit-unit politik yang supernasional.
A. Dampak Globalisasi
dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Arus
globalisasi tdak dapat dielakan oleh negara manapun di dunia. Globalisasi
membuka peluang-peluang besar bagi kemajuan perekonomian negara-negara yang pandai memanfaatkannya. Namun,
globalisasi juga berpengaruh sangat merugikan , khususnya bagi negara-negara
berkembang yang belum atau kurang mampu memanfaatkan kesempatan-kesempata yang
tersedia.
Sejalan
dengan tumbuhnya kesadaran mengenai pengaruh globalisasi, baik dari sisi
positif dan negatifnya, kini telah muncul perdebatan yang tajam tentang
globalisasi. Ada “garis pemisah” yang makin jelas antara pendukung globalisasi
dengan penentangnya. Mereka masing-masing mempunyai alasan sendiri-sendiri.
Agaknya, perdebatan semacam ini memang tidak bisa dihindari.
Kelompok
proglobalisasi sangat yakin akan manfaat globalisasi. Bagi mereka, globalisasi
tidak bisa dielakan, bahkan merupakan keharusan. Globalisasi dipercaya sebagai
era pembawa kebaikan, era masa depan, yang menjanjikan pertumbuhan ekonomi
secara global dan mendatangkan kemakmuran bagi semua.
Sementara
itu, pihak antiglobalisasi punya argumen tersendiri. Antiglobalisasi disini
menunjuk pada gerakan rakyat untuk melawan kecenderungan globalisasi yang
membahayakan negara-negara miskin dan untuk mereformasi kapitalisme yang tidak
terkendali.
a.
Dampak
negatif globalisasi
1)
Bidang politik
a)
Munculnya sikap
arogansi politik (kekuasaan dan politik).
b)
Adanya moneypolitic
dalam kehidupan masyarakat.
c)
Menimbulkan euforia
politik (kegembiraan/kebiasaan politik yang berlebihan), yaitu kegiatan yang
mengatasnamakan HAM dan demokrasi tetapi memiliki target utama meraih kekuasaan
lokal atau pusat.
2)
Bidang ekonomi
a)
Matinya usaha kecil
yang tidak kompetitif.
b)
Munculnya kebijaksanaan
pemerintah yang tidak menguntungkan petani.
c)
Upah kerja yang belum
profesional atau masih rendah.
d)
Jumlah angka
pengangguran masih tinggi.
e)
Membentuk jaringan
global yang merangkul seluruh dunia dan mengarahkannya pada proses kendali
negara yang mempunyai kekuatan ekonomi raksasa, yang menimbulkan ketergantungan
negara-negara miskin.
f)
Menimbulkan kesenjangan
kepemilikan modal yang mendorong timbulnya kesenjangan sosial-ekonomi
masyarakat.
3)
Bidang sosial budaya
a)
Kesulitan pengendalian
dan sleksi masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya bangsa
Indonesia.
b)
Mudahnya memperoleh
barang-barang ilegal, seperti barang-barang pornografi dan narkoba.
c)
Makin meningkatnya
budaya kekerasan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.
d)
Menimbulkan bahaya yang
mengancam nilai kemanusiaan (hal-hal yang harus dihindari), antara lain sebagai
berikut.
(1)
Konsumtif, artinya
sifat (sikap) suka membelanjakan uangnya untuk barang-barang yang kurang perlu
dan tidak produktif .
(2)
Glamoristik, artinya
paham bergaya hidup suka menonjolkankemewahan (kegemerlapkan) dunia.
(3)
Eksklusivisme, artinya
paham bergaya hidup ekslusif (menonjol) yang berbeda dengan keumuman
masyarakat.
(4)
Elitisme, artinya paham
bergaya hidup elit (unggul) yang berbeda dengan keumuman masyarakat.
(5)
Ektrimisme, artinya
paham bergaya hidup yang berbeda (melampaui batas kebiasaan atau norma) dengan
keumuman masyarakat, dan paham yang berusaha untuk menggantikan dan
menggulingkan pemerintahan dan negara dengan cara-cara kekerasan dan
inkonstitusional.
(6)
Egoisme, artinya paham
yang mengutamakan kepentingan diri sendiri.
(7)
Individualisme, artinya
paham yang mengutamakan kepentingan individu.
(8)
Sekulerisme, artinya
paham yang tidak mengindahkan (tidak memperhatikan) kehidupan agama, paham yang
memisahkan kehidupan negara dengan kehidupan agama, dan paham yang hanya
mementingkan kehidupan dunia.
(9)
Materialisme, artnya
paham yang mengajarkan bahwa segala sesuatu diukur dengan materi ( kebendaan).
4)
Bidang Hankam
a)
Munculnya
gerakan-gerakan separatisme.
b)
Adanya gejala
disintegrasi bangsa yang membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
c)
Terjadinya pelanggaran
teritorial Negara Republik Indonesia.
d)
Adanya campur tangan
pihak asing terhadap kebijaksanaan dalam negara Indonesia.
b.
Dampak
positif
1)
Bidang politik
a)
Terjadinya perubahan
sistem ketatanegaraan pada suatu negara.
b)
Terjadinya perubahan
lembaga-lembaga negara. Misalnya, adanya mahkamah konstitusi, dihapuskannya
DPA, adanya Dewan Perwakilan Daerah (DPD), atau perubahan lainnya.
c)
Munculnya partai-partai
politik baru.
d)
Makin meningkatnya
kesadaran politik masyarakat. Misalnya, dalam pelaksanaan pemilu untuk memilih
presiden dan wakil presiden secara langsung, tampak antusias masyarakat untuk
turut menyukseskan kegiatan tersebut. Begitupula didalam pemilihan langsung
kepala daerah seperti gubernur, wali kota atau bupati.
e)
Meningkatnya penegakan
hukum dan pendewasaan demokrasi.
f)
Menigkatnya kedewasaan
dan kemandirian partai politik.
2)
Bidang ekononomi
a)
Rakyat secara mudah
memperoleh barang konsumtif yang diperlukan.
b)
Mempermudah proses
pembangunan industri.
c)
Mendorong percepatan
pertumbuhan ekonomi nasional.
d)
Membuka lapangan kerja
yang memiliki keterampilan kerja.
e)
Suku bunga bank rendah.
f)
Menigkatnya ekspor
terutama barang hasil produksi industri kecil dan besar serta hasil kerajinan
rakyat.
g)
Di era globalisasi di
bidang ekonomi dapat berdampak meningatnya kualitas produksi, sehingga dapat
bersaing dipasar internasional.
h)
Meningkatkan pendapatan
masyarakat.
i)
Dapat mentransfer iptek
yang mendukung dan memperlancar pembangunan.
j)
Lebih mudah mendapatkan
informasi.
k)
Memiliki wawasan lebih
luas dalam memahami dan menangani persoalan.
3)
Bidang sosial budaya
a)
Mempercepat perubahan
pola kehidupan suatu negara.
b)
Terjadinya pergeseran
nilai kehidupan dalam masyarakat.
c)
Meningkatkan
kepribadian, sikap hidup, dan pola pikir, sehingga tidak mudah terpengaruh
budaya negatif.
d)
Hidup menjadi mudah dan
murah.
e)
Meningkatkan budaya
disiplin dan etos kerja, sehingga meningkatkan hasil produktivitas dan prestasi
kerja.
4)
Bidang Hankam
a)
Kerja sama pertahanan
dan keamanan
b)
Diperlukan pasukan
bersenjata untuk kepentingan perdamaian neara-negara yang sedang bergejolak.
c)
Meningkatakan
kewaspadaan dan ketahanan nasional, persatuan dan kesatuan bangsa, kesetiaan
pada pancasila, dan pemahaman Wawasan Nusantara, sehingga terhindar
separatisme, konflik sosial, dan disintegrasi bangsa.
B. Pengaruh Globalisasi
Terhadap Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Indonesia
Globalisasi
mempengaruhi seluruh aspek kehidupan masyarakat, baik secara langsung , maupun tidak
langsung. Menurut Thomas L. Friedman (2000), globalisasi adalah sebuah sistem
netral. Globalisasi bisa berpengaruh positif ataupun negatif. Bisa memperkuat
atau melemahkan sendi-sendi kehidupan, menyeragamkan atau mempolarisasikan,
juga mendemokratisasikan atau justru sebaliknya. Itu semua tergantung bagaimana
kita meresponnya.
Menurut
Tilaar (1997) pengaruh globalisasi meliputi tiga bidang, yaitu bidang ekonomi,
politik, dan sosial-budaya. Dalam bidang ekonomi, globalisasi mempengaruhi
pengaturan-pengaturan dalam produksi barang dan jasa, pertukaran barang dan
jasa, distribusi, dan konsumsi. Dalam bidang politik, globalisasi mempengaruhi
konsentrasi dan penerapan / aplikasi kekuasaan. Dalam bidang sosial-budaya,
globalisasi mempengaruhi pertukaran dan ekspresi simbol mengenai fakta, pengertian,
kepercayaan, slera, dan nilai-nilai.
1.
Bidang Sosial Budaya
a.
Goncangan
budaya ( culture shock )
Goncangan
budaya disini yang dimaksudkan adalah ketidak sesuaian unsur-unsur budaya yang
saling berbeda sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan sosial yang tidak
serasi fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan. Kadang-kadang ada unsur
yang berubah, sementara ada unsur yang tidak berubah atau tidak dapat
menyesuaikan diri sehingga fungsinya terganggu. Keadaan yang demikian dapat
menyebabkan timbulnya suatu fungsi keadaan yang tidak seimbang dan tidak serasi
dalam kehidupan. Dengan kondisi yang demikian sangat berpengaruh terhadap
bangsa dan negara dalam mengambil kebijakan-kebijakan khusus untuk menyeleksi
pengaruh-pengaruh budaya asing di era globalisasi. Sebagi contoh pernah diuji
cobakan dalam dunia pendidikan indonesia, bahwa hari belajar di sekolah atau
universitas dibuat menjadi lima hari kerja. Hal ini dimaksudkan untuk efisiensi
kerja dan belajar. Namun kenyataannya hal ini tidak sesuai dengan harapan. Oleh
karena itu, program ini tidak jadi untuk direalisasikan.
b.
Kesenjangan
kebudayaan ( culture lag )
Dalam
masyarakat yang sedang mengalami perubahan tidak selamanya unsur-unsur kemasyarakatan
dan unsur-unsur kebudayaan dapat mengalami perubahan yang sama cepatnya. Ada
unsur-unsur kebudayaan yang mengalami perubahan secara cepat, ada yang lambat.
Keadaan ini menyebabkan timbulnya proses perubahan kebudayaan yang tidak
seimbang dan dapat menimbulkan berbagai krisis, ketegangan, konflik, dan
sebagainya. Oqburn menyatakan bahwa kesenjangan kebudayaan adalah pertumbuhan
atau perubahan unsur kebudayaan yang mengalami perubahan tidak sama cepatnya.
Menurut Oqburn bahwa perubahan pada kebudayaan materil cenderung lebih cepat
dibandingkan dengan kebudayaan imateriil. Perbedaan perubahan pada kebudayaan
inilah disebut kesenjangan kebudayaan. Perbedaan taraf kemajuan dalam unsur
kebudayaan dalam masyarakat dapat mengakibatkan hal-hal yang merugikan manusia
itu sendiri.
c.
Memperkaya
unsur-unsur kebudayaan bangsa
Dengan
derasnya arus komunikasi dan informasi telah mempercepat masuknya unsur-unsur
budaya asing yang akan memperkaya kebudayaan bangsa. Hal ini dapat merubah pola
berfikir tradisional menjadi pola berpikir rasional. Akibatnya orang dapat
menerima kritik demi kemajuan bangsanya.
d.
Budaya
yang bersifat ilmu pengetahuan dan teknologi
Budaya
ini kurang mendapat perhatian oleh masyarakat penerima, hal ini dikarenakan
situasi ekonomi dan penerima, hal ini dikarenakan situasi ekonomi dan sulitnya
kesempatan mencari lapangan kerja di negara berkembang. Oleh karena itu,
pemerintah bersama rakyat harus berusaha mengatasi persoalan ini, misalnya
dengan menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kualitas sumber daya
manusia.
e.
Mempercepat
perubahan pola kehidupan suatu bangsa.
f.
Terjadinya
pergeseran nilai-nilai dalam kehidupan masyarakat.
g.
Budaya
yang bersifat materiil, bufsys ini umumnya mudah diserap atau diterima oleh
masyarakat penerima.
Dalam
kesempatan ini seringkali dipergunakan oleh orang-orang yang hanya menginginkan
keuntungan yang sebesar-besarnya untuk prbadi. Banyak yang tidak mau
mengindahkan norma-norma maupun nilai-nilai yang berkembang. Budaya, akan
berpengaruh dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, mialnya berkembangnya
korupsi yang dilakukan aparat dan pejabat pemerintahan, aparat pemerintahan
yang mau disuap untuk disuap suatu kasus.
2.
Bidang ekonomi
a.
Munculnya pasar global.
b.
Makin menguatnya mata
uang Eropa.
c.
Adanya persaingan pasar
yang cukup tinggi.
3.
Bidang politik
a.
Makin menguatnya paham
liberalisme.
b.
Melemahnya idiologi
komunis dalam kehiduan sosial politik
c.
Menguatnya sistem
pemerintahan demokrasi.
d.
Menguatnya jaminan dan
tuntutan penegakan HAM.
4.
Bidang Hamkan
Globalisasi Berpengaruh
a.
Adanya hubungan
kerjasama yang erat antar negara dalam menghadapi kejahatan dan gangguan
keamanan internasional.
b.
Kerjasama dalam hal
pengamanan zona teritorial.
c.
Kerjasama dibidang
pertahanan dan keamanan negara
C. Sikap Pengaruh
Globalisasi Terhadap Bangsa dan Negara Indonesia
Terhadap
arus globalisasi yang makin berkembang pesat ini, kita harus memiliki sikap
selektif. Sikap selektif terhadap globalisasi, baik aspek positif maupun
negatif harus kita pertahankan. Kita dapat menerima aspek positif dan
globalisasi, namun kita tetap harus selektif memilih semua aspek positif agar
nilai dan jatidiri bangsa tidak hilang. Kita juga harus menghindari aspek
negatif dari globalisasi karena akan berakibat bagi kemunduran bangsa. Kita
harus bersikap aktif menyeleksi semua proses globalisasi yang masuk.
1.
Sikap Selektif Terhadap
Pengaruh Globalisasi
Globalisasi
telah diketahui memiliki dampak positif dan negatif dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Disisi lain suatu bangsa dan negara
tidak dapat menutup diri terhadap era globalisasi untuk itu bagsa Indonesia
harus bersikap selektif terhadap pengaruh-pengaruh globalisasi, menerima
pengaruh globalisasi dengan tanpa kehilangan jati diri kepribadian bangsa. Guna
mewujudkan hal ini maka di dalam menerima pengaruh globalisasi harus didasarkan
kepada pancasila yang telah memiliki beberapa fungsi dan kedudukan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Fungsi kedudukan pancasila tersebut antara
lain sebagai berikut.
a.
Pancasila sebagai dasar
negara
Sebagai
dasar negara, pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara hukum sehingga semua
peraturan atau ketatanegaraan yang bertentangan dengan pancasila harus dicabut.
Perwujudan nilai-nilai pancasila sebagai dasar negara, dalam bentuk peraturan
perundang-undangan bersifat imperatif (mengikat) bagi berikut ini.
1)
Penyelenggaraan neraga
2)
Lembaga kenegaraan
3)
Lembaga kemasyarakatan
4)
Warga negara indonesia
dimanapun berada.
5)
Penduduk di seluruh
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam
tinjauan yuridis konstitusional, pancasila sebagai dasar negara berkedudukan
sebagai norma objektif dan norma tertinggi dalam negara.
b.
Pancasila
sebagai jiwa dan kepribadian bangsa
1)
Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa memiliki arti berikut ini ; Pancasila mempersatukan dan
memberi petunjuk dalam mencapai kebahagiaan lahir dan batin
2)
Pancasila merupakan
pedoman tingkah laku bagi WNI dalam kehiupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
3)
Pancasila sebagai
kristalisasi nilai-nilai budaya bangsa dan digali dari bumi indonesia yang
telah dibina sejak lama.
4)
Pancasila memberikan
cara dan ciri khas yang membedakan bangsa inonesia dengan bangsa lain.
Adapun
cara-cara yang dilakukan untuk menyeleksi dan menyaring nilai-nilai budaya
asing yang masuk antara lain sebagai berikut.
1)
Setia dan mengamalkan
pancasila.
2)
Mengembangkan sifat
kekeluargaan dan kegotongroyongan.
3)
Menggali dan
mengembangkan seni budaya dan norma yang baik dan berlaku dalam masyarakat.
4)
Meningkatkan pemahaman
dan pengamalan ajaran agama.
2.
Sikap Terhadap Pengaruh
Globalisasi Dalam Bangsa dan Negara Indonesia
a.
Memiliki
strategi dalam menghadapi globalisasi
Dalam
era globalisasi akan terjadi transformasi nilai dan norma-norma, proses
transformasi ini tidak dapat dibendung, tetapi dapat diarahkan agar tidak
terjadi benturan-benturan yang dapat merugikan bangsa. Dalam hal ini maka
terasa penting sekali visi masa depan bangsa indonesia, sehingga dalam
mengarungi era globalisasi tidak terombang ambing oleh situasi dan kondisi.
b.
Mengambil
kebijakan yang berpihak kepada rakyat dalam pemerintahan
Untuk
menghadapi era globalisasi, setiap negara perlu menyusun kebijakan agar mampu
berkompetisi secara sehat dalam segala bidang. Dengan globalisasi diharapkan
akan berpengaruh dalam kehidupan manusia diberbagai lingkungan, yakni perubahan
sosial budaya yaitu memungkinkan rakyat dapat hidup layak.
c.
Mengembangkan
pembangunan nasional dengan mengutamakan modal dalam negeri
Dalam
globalisasi dapat berpengaruh mendorong pelaksanaan pembangunan nasional, ini
disebabkan dengan globalisasi akan terjadi kontak dengan budaya asing yang
dapat menimbulkan proses difusi, akulturasi, asumulasi, dan interaksi sosial
budaya. Didalam proses-proses tersebut sudah terjadi perubahan-perubahan pola
pikir, sikap, prilaku, sehinga menghasilkan suatu karya budaya yang beraneka
ragam. Adanya penemuan ini dapat mempermudah dan memperlancar suatu pekerjaan,
merupakan suatu pendorong yang kuat dalam proses perubahan pembangunan misalnya
dengan ditemukannya komputer, tekhnologi luar angkasa, jenis-jenis tanaman yang
unggul dan lain sebaginya yang akan mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku
manusia.
Pelaksanaan
pembangunan nasional dapat berjalan dengan lancar mengarah dalam mencapai
tujuan, diperlukan beberapa faktor pendorong antara lain sebagai berikut.
1)
Adanya perencanaan yang
matang.
2)
Partisipasi aktif dari
masyarakat.
3)
Adanya kebutuhan umum
yang mendesak.
4)
Penemuan unsur
kebudayaan baru
5)
Kontak dengan budaya
asing.
Sedangkan
faktor penghambat adalah sebagai berikut.
1)
Sikap tertutup terhadap
pembaharuan.
2)
Hidup boros.
3)
Sikap tidak jujur.
4)
Pasrah terhadap nasib.
5)
Kurang disiplin.
6)
Tidak suka bekerja
keras.
Didepan
telah dijelaskan bahwa globalisasi dapat mempengaruhi kehidupan manusia
diberbagai dan lingkungan,yakni adanya perubahan soasial budaya dan dalam
pelaksanaan pembangunan nasional.
Bagi
bangsa indonesia pengaruh dari negara lain yang benar-benar dirasakan antara
lain sebagai berikut.
1)
Pengaruh budaya aasing.
2)
Perilaku dalam
kehidupan
3)
Pendidikan,hal ini
dibuktikan adanya sekolah-sekolah dari negara lain yang berada di indonesia.
4)
Perdagangan.
5)
Ilmu pengetahuan dan
tekhnologi.
6)
Olahraga.
7)
Pertahanan dan
keamanan.
8)
Politik dan lain
sebagainya.
9)
Obat-obatan
terlarang/narkoba.
d.
Berpola
hidup modern dalam segala hal
Menurut
kamus umum bahasa indonesia susunan W.J.S Poerwodarminto pengertian modern
adalah cara-cara baru atau mutakhir.modernisasi adalah perubahan masyarakat dan
kebudayaan dengan selururuh aspeknya dari tradisional ke modern.modernisasi
cenderung mengadakan
perubahan-perubahan,perbaikan-perbaikan dan peningkatan-peningkatan dalam
segala aspek kehidupan untuk mencapai keadaan yang lebih baik sesuai dengan
tujuannya.
Proses
modeerisasi didalam praktiknya mencakup proses-proses sasial dan kebudayaan
yang ruang lingkup nya sangat luas.hal ini tidak dapat ditetapkan
batas-batasnya secara mutlak.modernisasi di negara satu dengan negara yang lain
berbeda-beda,teregantung dengan situasi dan kondisi negara tersebut.
Modernisasi
hanya bisa terjadi karena adanya dorongan. Menurut David C.MC.Clelland yang
mendorong timbulnya modernisasi ada beberapa faktor,antara lain sebagai berikut
.
1)
Kebutuhan untuk
memperoleh suatu hasil.
2)
Perasaan tanggung
jawab.
3)
Memiliki modal yang
cukup.
4)
Berilmu pengetahuan
yang tinggi.
Menurut
Alex inkeles,seseorang sosiolog dari universitas Havard Amerika Serikat berpendapat bahwa ciri-ciri manusia modern
meliputi berikut ini..
1)
Bersedia menerima
gagasan-gagasan baru.
2)
Sanggup membentuk atau
mempunyai pendapat mengenai sejumlah persoalan.
3)
Peka teradap
waktu,lebih mementingkan masa kini dan
waktu mendatang dari pada masa lampau.
4)
Terlibat dalam
perencanaan dan organisasi.
5)
Mampu meyakinkan
kemampuan manusia.
6)
Mampu memperhitungkan
keadaan.
7)
Sadar akan harga diri.
8)
Percaya pada ilmu dan
teknologi.
9)
Yakin pada keadilan.
D. Implikasi Globalisasi
Terhadap Bangsa Dan Negara Indonesia
Kedudukan
geografis indonesia terletak pada posisi silang atara Benua Asia dengan Benua
Australia, Samudra Hindia dengan Samudra Pasifik, dan antara paham/ideologi
komunis dengan paham/ideologi liberal. Dengan demikian, posisi Indonesia sangat
rentan terhadap implikasi era globalisasi yang sedang berjalan. Untuk
menghadapi hal tersebut Indonesia harus memantapkan SDM, ideologi Pancasila
sebagai filter, sosial budaya, ekonomi, politik, dan hankam yang kuat.
Beberapa
contoh yang dapat dijadikan bahan analisis, antara lain sebagai berikut.
1.
Bidang Teknologi dan
Pengembangan
Implikasi
globalisasi benyak menimbulkan perubahan yang sangat luas dan mendalam di
bidang teknologi. Berikut upaya-upaya di sejumlah bidang.
a.
Ketika era
komputerisasi datang, telepon dan faksimil banyak digunakan orang. Perkembagan
itu mempengaruhi PT Pos Indonesia sebagai perusahaan jasa layan-antar.
b.
Pada tahun 1990-an,
volume pengiriman surat lewat pos menurun hingga 70%. Namun, pengiriman surat
ringan dan bisnis meningkat. Bahkan, terus meningkat hingga mencapai 740 juta
pucuk surat yang dikirim dan kiriman paket sebesar 619 juta buah.
c.
PT Pos Indonesia
(Posindo) memberikan layanan melalui program optimal. Diantaranya jaminan
asuransi bagi surat atau paket yang hilang atau rusak saat yang dikirim secara
door to door dan part to part, baik di dalam negeri maupun ke luar negeri.
Perusahaan WesternUnion (WU) pun digandeng untuk mendongkrak layanan pengiriman
wesel ke luar negeri. Jaringan bisa meliputi 136 negara dan 76 ribu cabang di
dunia.
2.
Bidang Peningkatan
Kualitas Produk
Berbagai
merk kosmetik luar negeri kini sudah beredar di Indonesia, khususnya di
kota-kota besar, seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Kemasan yang cantik
dan promosi yang gencar sangat memikat konsumen Indonesia yang ternyata
jumlahnya tidak sedikit.
3.
Bidang Hukum Pertahanan
dan Keamanan
Dengan
berkembangnya kejahatan internasional, nasional, seperti terorisme,
perampok/bajak laut di jalur-jalur perdagangan dunia, perdagangan manusia, obat
bius, atau kejahatan lintas batas lainnya, ASEAN termasuk di dalamnya negara
Indonesia membuka diri dengan pihak lain atau negara lain untuk menumpas atau
memerangi kejahatan-kejahatan internasional itu.
4.
Bidang Informasi
Apabila
diperhatikan pada pelajaran sebelumnya tentang pers, bahwa informasi tidak
hanya berisi pesan yang berdampak positif dan negatif. Akan tetapi, pers mengandung
pula hal-hal yang berkaitan dengan dimensi sosial dan pergeseran niali-niali
budaya bangsa.
5.
Bidang Sosial Budaya
Implikasi
globalisasi pun turut mempengaruhi bidang-bidang sosial dan budaya antara lain
sebagai berikut.
a.
Berpartisipasi dalam
kegiatan sosial internasional.
b.
Pertukaran pelajar
antarnegara.
6.
Bidang Lingkungan Hidup
a.
Menentang/menolak atas
penggunaan senjata nuklir, baik untuk perang maupun merusak lingkungan.
b.
Melestarikan lingkungan
hidup, baik secara nasional maupun internasional.
E. Tulisan Tentang
Pengaruh Globalisasi Terhadap Bangsa dan Negara Indonesia
Berikut
ini contoh tulisan tentang pengaruh globalisasi dalam kehidupan.
Pengaruh Globalisasi
Terhadap Nasionalisme
Globalisasi
berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan, dan lain-lain. Teknologi informasi
dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini,
perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala informasi dengan berbagai
bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas le seluruh dunia. Oleh karena itu,
globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya.
Kehadiran
globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk
Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi, yaitu pengaruh positif dan
pengaruh negatif. Globalisasi di berbagai bidang kehidupan akan mempengaruhi
nilai-nilai nasionalisme terhadap bangsa, terutama nilai nasionalisme di
kalangan generasi muda.
Pengaruh
globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut
telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa
Indonesia. Hal ini ditunjukan dengan gejala-gejala yang muncul dalam kehidupan
sehari-hari anak muda sekarang. Dari cara berpakaian di mana banyak
remaja-remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya
Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian
tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Padahal cara berpakaian tersebut
jelas-jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut
mereka dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang
lain dengan cara menutup identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau
melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan
kepribadian bangsa.
Teknologi
internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat
diakses oleh siapa saja. Apalagi bagi anak muda, internet sudah menjadi
santapan mereka sehari-hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita
memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat
kerugian. Dan sekarang ini, banyak generasi muda yang menggunakan tidak
semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno. Bukan hanya internet saja,
ada lagi pegangan wajib mereka, yaitu hanphone. Rasa sosial terhadap masyarakat
menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan
hanphone. Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya menganut
kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka.
Jika
pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau apa jadinya generasi muda tersebut?
Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan
muda. Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada
rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat.
Padahal generasi muda adalah penerus masa depan bangsa. Apa akibatnya jika
penerus bangsa tidak memiliki rasa nasionalisme?
Oleh
karena itu, diperlukan langkah untuk mengantisipasi pengaruh negatif
globalisasi terhadap nilai nasionalisme. Langkah-langkah untuk mengantisipasi
dampak negatif globalisasi terhadap nilai-nilai nasionalisme, antara lain:
1.
Menumbuhkan semangat
nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam negeri;
2.
Menanam dan mengamalkan
nilai-nilai Pancasila dengan sebaik-baiknya;
3.
Menanamkan dan
melaksanakan ajaran agama dengan sebaik-bainya;
4.
Mewujudkan supremasi
hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar-benarnya dan
seadil-adilnya;
5.
Selektif terhadap
pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya
bangsa.
Dengan
adanya langkah-langkah antisipasi tersebut diharapkan mampu menangkis pengaruh
globalisasi yang dapat mengubah nilai-nilai nasionalisme terhadap bangsa.
Sehingga kita tidak akan kehilangan kepribadian bangsa.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Globalisasi
merupakan suatu gejala wajar yang pasti akan dialami oleh setiap bangsa di
dunia, baik pada masyarakat yang maju, masyarakat berkembang, masyarakat
transisi, maupun masyarakat yang masih rendah taraf hidupnya.
Dalam
era global, suatu masyarakat / negara tidak mungkin dapat mengisolasi diri
terhadap proses globalisasi. Jika suatu masyarakat / negara mengisolasi diri
dari globalisasi, mereka dapat dipastikan akan terlindas oleh jaman serta
terpuruk pada era keterbelakangan dan kebodohan.
Globalisasi
menyumbangkan pengaruh besar yang mencakup berbagai aspek dalam kehidupan, baik
dalam aspek ekonomi, informasi, informasi dan teknologi, budaya, ilmu
pengetahuan maupun hokum.
Globalisasi
juga memberikan dampak positif dalam
kehidupan baik di bidang politik, hokum, pertahanan, keamanan, ekonomi, sosial
dan budaya. Salah satu manfaat globalisasi yang sangat dirasakan adalah
terbukanya peluang bisnis bagi masyarakat untuk memasarkan produknya ke luar
negeri, sedangkan salah satu dampak negatifnya adalah masuknya beberapa budaya
luar yang sangat bertentangan dengan budaya Negara kita.